“WAKTU YANG TERSIA - SIAKAN”
Oleh : Muhammad Triatmojo
Pikiran menjadi kacau, pekerjaan yang seharusnya bisa terselesaikan
menjadi keteteran. Aku dan kelompokku bisa – bisa terlupa bahwa ada Tugas Akhir
yang menanti. Sungguh ini menjadi kacau, seharusnya tidak terjadi kejadian
seperti ini. Betapa kecewannya Aku terhadap diriku sendiri dan juga kelompokku.
Pagi hari yang indah nan mengagumkan. Betapa hebatnya Sang Pencipta
menyiptakan dunia yang indah ini. Sinar mentari menyinari, burung – burung
berkicau dengan nada – nada yang berirama, dan desahan suara angin yang
berhembusan. Oh betapa bersyukurnya aku dilahirkan di dunia ini. Berharap
diberikan kehidupan yang cukup lama di dunia ini
Aku terbangun dari tidur nyenyakku, perlahan aku beranjak dari kasurku
yang nyaman dan kulihat betapa berantakannya keadaan kasurku. Bantal dan guling
bahkan berada di lantai. Hahahaha, begitulah Aku. Ku berjalan menuju halaman
depan rumahku yang sederhana tetapi nyaman, terasa hembusan angin yang dingin.
Sesekali Aku mengambil nafas panjang dan kurasakan betapa sejuknya udara pagi
itu. Kurasa sudah cukup aku berdiri di halaman depan rumahku. Aku segera menuju
ke dalam rumah dan bersiap – siap untuk mandi membersihkan diri. Sementara Aku
mandi Ibu menyiapkan sarapan pagi untukku dan keluargaku
“Sreeeeeng…” ( suara nasi digoreng ). Ibu memasak nasi goreng untuk
sarapan keluarga pagi hari ini. Tidak lama Ibu memasak nasi gorengnya. Dan nasi
gorengpun sudah siap saji.
“Ayooo.. Ayah, anak – anak. Sarapan sudah siap saji. ( Ibu berteriak
memanggil Ayah dan juga anak – anak. Dan berkumpulan Ayah dan juga anak – anak
). Sarapan apapun jika disantap bersama- sama dengan keluarga pasti rasanya
menjadi enak. Tidak terasa sarapan sudah habis.
Aku pun segera bergegas ke sekolah, dengan kendaraan roda dua milik
ayahku. Aku bersekolah di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di
Yogayakarta. Sekolah yang letaknya tidak begitu jauh dari rumah tempat
tinggalku. Sementara aku berkendara, kulihat di kanan – kiri jalan ada
tetanggaku, dan aku pun tidak segan untuk menyapanya. Tidak terasa beberapa
menit kemudian Aku sudah sampai di depan gerbang sekolahku, Aku langsung menuju
ke parkiran untuk meletakkan kendaraanku. Segera Aku menuju ke kelas tempatku
belajar. Begitu aku sampai di depan kelas, ternyata guru mata pelajaran
produktif yang mengajar di kelasku yaitu Pak Yanto sudah berada di dalam kelas.
Aku pun mengetuk pintu dan segera masuk ke kelas, dan juga menyalami Pak Yanto.
Aku duduk di bangku paling belakang, dan itu adalah bangku ter – favoritku. Aku
sebangku dengan temanku, sebut saja namanya Bobby, dia anak yang pintar tapi
kemalasannya membuat kepintarannya tidak berguna.
Pelajaran pun dimulai. Pak Yanto mulai menerangkan, bahwa Aku dan teman
– teman sekelas akan diberi Tugas Akhir. Tidak lama kemudian dia menyuruh kamu
untuk membentuk kelompok, yang masing – masing kelompok terdiri dari 4 orang.
Kelompokku terdiri dari Aku, Aldo, Bobby, dan juga Catur. Kami diberi tugas
untuk membuat suatu game yang semua komponen game tersebut harus original. Dan
kami diberi waktu pengumpulan maksimal 2 bulan
Waktu pulang sekolah tiba, Aku dan kelompokku berencana untuk memulai proyek Tugas Akhir game ku hari ini, Kami berkumpul di rumah salah satu teman kelompok kami, namanya Aldo. Begitu kamu berkumpul kami bercakap – cakap, bercanda ria sampai – sampai kami lupa bahwa rencana sebenarnya adalah untuk menyicil proyek Tugas Akhir. Baiklah rencananya pun menjadi gagal. Hari ini berakhir dengan kegagalan.
Waktu pulang sekolah tiba, Aku dan kelompokku berencana untuk memulai proyek Tugas Akhir game ku hari ini, Kami berkumpul di rumah salah satu teman kelompok kami, namanya Aldo. Begitu kamu berkumpul kami bercakap – cakap, bercanda ria sampai – sampai kami lupa bahwa rencana sebenarnya adalah untuk menyicil proyek Tugas Akhir. Baiklah rencananya pun menjadi gagal. Hari ini berakhir dengan kegagalan.
Hari esok pun tiba, seperti biasa aku mengawali pagiku dengan menghirup
udara sejuk dan merasakan dinginnya angin pagi. Aku mandi dan sarapan, setelah
itu segera aku menuju ke sekolah tempatku belajar. Aku mengikuti pelajaran
dengan baik, hingga tidak terasa waktu pulang pun tiba. Hari ini aku dan teman
– temanku berencana untuk mengadakan latihan rutin sepak bola. Kami mengadakan
latihan rutin sepak bola ini setiap satu minggu satu kali, berolahraga
menyehatkan badan. Tidak terasa waktu latihan kami pun telah selesai, badan
lumayan capek. Kami bergegas kembali ke rumah masing – masing. Dan hari ini
berakhir dengan kecapekan.
Hari ketiga datang. Hari ini adalah hari minggu, jadi aku bisa
me-refreshing-kan badan dan juga pikiran, agar tidak terlalu stress memikirkan
hal – hal yang tidak seharusnya dipikirkan. Aku dan keluarga berencana untuk
pergi ke pegunungan yang dimana kami bisa menghirup udara segar yang sejuk dan
aku bisa bersantai – santai ria melihat indahnya awan yang lebat. Aku menikmati
keindahan – keindahan suasana di pegunungan dan tidak terasa aku pun tertidur
dengan lelapnya. Beberapa jam kemudian aku pun terbangun dari tidurku, aku dan
keluargaku segera bersiap – siap untuk bergegas pulang.
“Dorr…. Dorr… Dorr…” ( Suara tembakan dengan kerasnya ).Bobby dengan asyiknya sedang bermain game. Dia adalah penggila game, di laptop nya tersimpan banya sekali game – game. Bahkan sampai seharian dia bisa bermain game. Sesekali dia juga pergi ke warnet hanya untuk bermain game dengan kawan – kawannya.
“Dorr…. Dorr… Dorr…” ( Suara tembakan dengan kerasnya ).Bobby dengan asyiknya sedang bermain game. Dia adalah penggila game, di laptop nya tersimpan banya sekali game – game. Bahkan sampai seharian dia bisa bermain game. Sesekali dia juga pergi ke warnet hanya untuk bermain game dengan kawan – kawannya.
“Woi …. Oper bolanya kesini’, teriak Bobby dengan kerasnya. Suasana di
lapangan bola saat itu meriah sekali. Banyak orang berkumpul untuk menyaksikan
permainan sepak bola. Bobby sangat suka sekali dengan sepak bola, bahkan dia
bercita – cita untuk menjadi atlet sepak bola hebat.
Bobby menggiring bola, menuju ke daerah pertahanan lawan. Dia melihat
kawannya yang berada di dekatnya, dia langsung mengoper bola ke kawannya.
Kawannya pun langsung melakukan one two kepada Bobby. Dia menuju ke gawang
lawan, dengan kerasnya dia menendang bola. Dan, “Gooooooool…!” semua orang
berteriak gol. Bobby berhasil membobol gawang lawan.
Hari – hari berlalu, tidak terasa waktu pengumpulan proyek Tugas Akhir
tinggal satu minggu lagi. Aku dan kawan – kawanku tidak ingat kalau Tugas Akhir
sudah menunggu. Hingga salah satu kawanku, yaitu Aldo berbicara, “Oh iya,
bagaimana proyek Tugas Akhir kita?” Aku dan kawan – kawan kelompokku pun
terkaget.
“Astaga, bagaimana bisa aku lupa bahwa ada proyek Tugas Akhir yang
sedang menunggu, dan waktu pengumpulan tinggal satu minggu lagi.” Kataku
“Kita harus cepat menyelesaikan tugas ini.” Bobby pun angkat bicara.
Kami pun segera menyelesaikan tugas yang telah diberikan. Betapa
sulitnya tugas yang diberikan sedangkan waktu pengumpulan tugas tinggal satu
minggu lagi. Hari berjalan dengan cepat dan hari pengumpulan Tugas Akhir pun
tiba. Aku dan kelompokku belum menyelesaikannya. Pikiranku dan kelompokku
menjadi kacau.
ConversionConversion EmoticonEmoticon